“Mana Sampahmu? Sini kami beli.”
Jakarta, 05 Desember 2019. Permasalahan sampah memang menjadi polemik disetiap negara. Beragam teknologi diciptakan dan diterapkan demi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat, akan tetapi permasalahan tak kunjung usai, hanya sampah yang terus ditumpuk setiap tahunnya. Jakarta sendiri memiliki persoalan tentang sampah yang sudah berpuluh-puluh tahun tidak terselesaikan dengan apik. Penimbunan sampah di daerah Bantar Gebang bukan hanya menjadi persoalan penumpukan sampahnya saja, tetapi juga masalah anggaran yang terhitung banyak menyedot APBD, belum lagi jika dihadapkan dengan mafia sampah. Hilir mudik truk-truk yang mengangkut ribuan kubik ton sampah setiap harinya dimanfaatkan oleh beberapa pihak yang mampu melihat peluang bisnis melalui sampah tersebut.
Bertempat di Ruang Rapat Rektorat Universitas Budi Luhur, seorang akademisi dari Universitas Mataram, yang juga merupakan pakar dan praktisi lingkungan terutama dibidang pengelolaan sampah, Ir. R. Sri Tejowulan, M.Sc.,Ph.D, memaparkan akan persoalan sampah yang dihadapi di Indonesia, terutama di Mataram. Sanitary landfill system yang merupakan kebijakan Pemerintah dengan kiblatnya Amerika sebagai salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi persoalan sampah di Indonesia, sistem ini dinilai tidak cocok oleh beliau. Bak sampah dan container yang diberdayakan selama ini sudah tidak terkini lagi. Adapun pendekatan melalui ciptaannya yang diberi nama OSAMTU (Olahan Sampah Tuntas) memberikan angin segar disela tumpukan permasalahan sampah yang dihadapi selama berpuluh tahun.
“Pengolahan sampah yang tepat guna ada pada sumber sampah.” Ujar Pak Tejo, begitu sapaan akrab beliau. Selama kurang lebih dua jam dengan jelasnya beliau memaparkan teknologi ciptaannya tersebut. Tungku sampah yang didesain 100% menggunakan ilmu Fisika ini mengutamakan prinsip dan hukum alam. Secara holistic temuannya diciptakan untuk memudahkan masyarakat dalam mengelola sampah. Menariknya lagi, jika sistem pembakaran dijadikan salah satu cara pemusnahan sampah yang ada, ide brilian lainnya dari pemikiran Bapak Tejo adalah dengan mendekonstruksi pola pikir masyarakat yang enggan tinggal didekat tempat pembuangan sampah menjadi senang jika tinggal didekat tempat pembuangan sampah.
Jika dikelola dengan sangat baik, OSAMTU ini juga bisa menjadi destinasi wisata yang terbaru. Disekelilingnya dapat menjadi wahana bermain anak, kebun mini untuk menanam beragam apotek hidup, sentra produksi madu, hingga mendirikan tempat pemandian air panas. Bagaimana dengan abu yang dihasilkan dari pembakarannya? “Sampah adalah sumber uang yang tak terlihat. Abu yang dihasilkan dapat diolah menjadi bahan baru lainnya, seperti bisa menjadi bata/batako, pupuk alami untuk tanaman, dan jika digabungkan dengan bioreactor bisa menjadi pakan ternak. Jadi mana sampahmu? sini kami beli!”, tambah pak Tejo sambil menunjukkan layout OSAMTU.
Mengambil konsep yang diberikan oleh pemerintah yaitu reduce, recycle, and reuse, segala hal yang berkaitan dengan sampah dapat dikelola dengan sangat baik dan bisa menjadi ekonomi tambahan bagi masyarakat sekitar asalkan dukungan dari berbagai macam pihak saling bersinergi.
Pada kesempatan yang sama, Universitas Budi Luhur juga mengundang Camat Tangerang, Bapak H. A. Budi Wahyudi, AP., M.Si beserta jajaranya untuk berdiskusi bersama Bapak Tejo mengenai persoalan sampah di Tangerang. Dengan didampingi oleh Ketua Pelaksana Yayasan Budi Luhur Cakti, Bapak Kasih Hanggoro, MBA, Rektor Universitas Budi Luhur, Dr.Ir. Wendi Usino,M.Sc., MM, beserta para Deputi, Direktur serta kepala Pusat Studi Kebudiluhuran dan Lingkungan. Diskusi berlangsung dengan penuh semangat dan positif. Solusi-solusi cerdas demi membumi hanguskan persoalan sampah diharapkan akan terselesaikan dengan segera melalui penggunaan OSAMTU ini. Setelah pemaparan dan diskusi selesai, agenda yang menarik berikutnya adalah penandatanganan MOU antara Universitas Budi Luhur dengan Kecamatan Tangerang.
“Kampus Budi Luhur adalah salah satu kampus percontohan mengenai pengelolaan sampah yang dirujuk oleh PemKot DKI, jadi jika produk OSAMTU ini dapat dilaksanakan tentunya akan memberi banyak sekali manfaat dan tentunya nilai-nilai kebudiluhuran yang dapat dirasakan oleh masyarakat.” terang Rektor baru Universitas Budi Luhur ini.
Jika persoalan sampah dapat diselesaikan dengan sistem teknologi yang tepat guna, efisien, terjangkau, dan terpadu, kenapa tidak segera dibangun di masyarakat? Bapak Wendi Usino sangat senang sekali dengan pemaparan yang diberikan oleh rekannya tersebut. Beliau berharap kerja sama antara Kecamatan Tangerang dengan kampus tidak hanya mengenai pengelolaan sampah ini tetapi juga dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat kecamatan Tangerang yang terangkai dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Artikel dan tata letak oleh : Anindya Putri