Universitas Budi Luhur Berbagi Kuliah Ramadhan (KURMA) Bersama Duta Besar Argentina Niniek Kun Naryatie “Denyut Nadi Argentina Saat Lockdown”

Denyut Nadi kota Buenos Aires di Negara Argentina yang dikenal sebagai Parisnya di Amerika Selatan kini tengah menurun. Dalam program Berbagi Kurma (Kuliah Ramadan) bersama Dubes RI untuk Argentina merangkap Uruguay dan Paraguay Niniek Kun Naryatie

Sebelum covid19 mewabah, Buenos Aires adalah kota yang sangat ekspresif. Warganya selalu berkegiatan di luar, restoran dan cafe selalu penuh dengan hiburan para penari tango dan tradisi mirenda atau minum kopi sambil makan kue, ada pula kebiasaan barbeque dan saat akhir pekan taman-taman penuh dengan orang-orang yang berolahraga. Namun seketika mendadak menjadi kota yang sangat sunyi sejak kebijakan Lockdown tanggal 20 maret 2020 . Kebijakan Lockdown yang sudah diperpanjang hingga 4 kali ini tak serta merta diterima dengan senang hati. “Ya walaupun ada law enforcement yang kuat, pelanggaran tetap terjadi juga. Ada sekitar 6 juta orang diberi surat peringatan dan sebanyak 800 orang yang dibui 6 bulan hingga 2 tahun. Jadi bukan sesuatu yang langsung diterima dengan senang hati.” Ujar Dubes Argentina Niniek Kun Naryatie. Dampak dari lockdown ini juga membuat sektor-sektor ekonomi sangat terpukul hingga mengalami krisis ekonomi yang sangat berat, memiliki hutang yang cukup besar di IMF hampir 56 miliyar dollar.

Kegiatan Kuliah Ramadhan secara live dan eklusif di instagram @kampusbudiluhur bersama Dubes Argentina

Kebijakan lockdown ini sukses menurunkan jumlah kasus positif terinfeksi covid19 di Argentina. Data terakhir tercatat hingga Mei 2020 mencapai sekitar 6000 kasus, namun kasus baru positif covid19 perlahan mulai menurun. Interaksi sosial pun juga berubah, teknologi menjadi jembatan untuk saling terhubung dari rumah. Masyarakat diwajibkan menggunakan aplikasi layanan pesan makanan secara online. Metode belajar juga beralih menggunakan online.

Kesuksesan negara Argentina dalam menghadapi pandemi covid19 tak semata-mata karena ada sanksi pidana terhadap pelanggar kebijakan lockdown, namun kuncinya terletak pada kepedulian masyarakat. “Yang patut dicontoh disini adalah walaupun ada ancaman pidana tetapi kesadaran mereka terhadap kewajibannya untuk melindungi orang lain itu sangat tinggi. Perlu kita acungi jempol. Salah satunya, setiap jam 9 malam selalu ada acara pukul-pukul panci sebagai apresiasi mereka terhadap tenaga medis di seluruh apartemen. Ini menunjukkan bahwa tenaga medis yang ada diluar sana, perlu kita apresiasi karena mereka ada ditengah bencana covid untuk melindungi kita. Denyut nadi negri tango memang terkontraksi tetapi yakinlah bahwa pasti bisa kembali lagi ke situasi yang baru walaupun memerlukan perubahan dari kita”. Ujar Niniek Kun Naryatie Dubes RI untuk Argentina.

Instagram Live bersama Dubes RI untuk Argentina ini berlangsung Eksklusif! selama satu jam mulai pukul 20.00-21.00 wib dengan dipandu oleh tuan rumah Alfan Harahap. Program ini merupakan rangkaian kegiatan Universitas Budi Luhur dalam upaya ikut mengedukasi bersama19.

Universitas Budi Luhur turut turut mengambil bagian untuk meringankan beban ekonomi masyarakat yang terdampak oleh pandemi COVID-19 dengan memberikan potongan biaya pendidikan sebesar 50% untuk calon mahasiswa yang ingin melanjutkan kuliah di Universitas Budi Luhur

Penulis: salsabilla

Comments are closed.