Kisah Haru Mahasiswa Universitas Budi Luhur yang Mendapat Bantuan Keringanan Biaya Kuliah Akibat Terdampak Pandemi Covid-19

Sebagai bukti kepedulian Universitas Budi Luhur terhadap mahasiswa yang terdampak langsung covid-19, secara simbolis Rektor Universitas Budi Luhur memberikan keringanan biaya kuliah melalui program permohonan keringanan biaya kuliah.

Bapak yoga yang berprofesi sebagai tukang pijat tunanetra dan selaku wali orang tua mahasiswa Universitas Budi Luhur mendapat keringanan biaya perkuliahan untuk anaknya

Universitas Budi Luhur merupakan Perguruan Tinggi swasta di Jakarta yang menjunjung tinggi sebuah nilai-nilai kebudiluhuran seperti rasa empati, simpati, cinta kasih dan welas kasih. Terbukti dengan adannya pandemi ini kampus Budi Luhur dengan sangat sigap membuat berbagai program dalam rangka membantu mahasiswa-mahasiswinya, terlebih bagi mereka yang terkena dampak langsung covid-19.

Dr. Ir. Wendi Usino, M.Sc., M.M selaku Rektor Universitas Budi Luhur

“Dalam upaya membantu mahasiswa yang terdampak pendemi covid-19 ini, Universitas Budi Luhur mencoba untuk membantu, karena nilai-nilai kebudiluhuran adalah empati, simpati, cinta kasih dan welas kasih.” Ungkap Dr. Ir. Wendi Usino, M.Sc., M.M selaku Rektor Universitas Budi Luhur (04/08/20).

Santika Mahasiswa semester 3 dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis mengalami dampak covid-19 yang dirasakan langsung oleh keluarganya.

Walaupun terkendala ekonomi tidak mematahkan semangat para mahasiswa untuk menggapai cita-citanya, seperti yang dilakukan oleh Santika salah satu mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang terdampak langsung, pasalnya orang tuanya terpapar covid-19.
“Kendalanya seperti harus beli kuota internet, ditambah lagi mamah sakit, terus papah juga terkena covid-19 karena dinas kerjaan, sempat tidak percaya kalau papah kena covid-19 tapi harus tetap semangat jangan pantang menyerah, jangan putus asa meskipun keadaan nya seperti ini.” Kata Santika.

Viza Mahasiswa Jurusan Kriminologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik membagikan kisahnya kepada Blutizen selama masa covid-19 yang dialaminya.

Berbeda dengan Viza mahasiswi jurusan kriminologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang harus menerima kenyataan bahwa ia di-PHK, sehingga biaya kuliah harus dibayar oleh orang tuanya. “Pas kerja, saya bayar biaya kuliah sendiri, tapi karena saya sudah tidak kerja mau tidak mau kan orang tua. Cuma posisinya orang tua udah di PHK juga, sebelum saya.” Jelas Viza.

Dahlan Fakultas Ilmu Komunikasi, Mahasiswa Semester 3 Universitas Budi Luhur

Hal serupa pun dirasakan oleh Dahlan mahasiswa Fakultas Ilmu komunikasi di mana ia mengalami dampak yang cukup membuat ekonomi keluarganya menurun. “Dampak ekonomi keluarga saya menurun, karena mamah terkena covid-19 dia juga terkena pemotongan gaji 50% dari kantor, lalu papah kerja disalah satu transportasi online juga kena dampaknya, karena tidak bisa menarik penumpang pada saat PSBB.” Tutur Dahlan.
“Dampaknya mengena banget. Saya pribadi banyak mengucapkan terima kasih karena dapat keringanan. Mudah-mudahan program seperti ini bisa selalu ada terutama bagi yang membutuhkan.” Jelas Yoga selaku Orang Tua mahasiswa.

Walaupun proses pembelajaran di tengah pandemi ini terdapat keterbatasan-keterbatasan tapi itu semua tidak membuat kita sebagai insan yang cerdas berbudi luhur menyerah dan putus asa begitu saja dalam menggapai cita-cita. Blutizen dapat menyampaikan keterbatasan tersebut ke kampus dan nantinya dicarikan solusinya, sehingga tetap bisa melanjutkan perkuliahan ini, khususnya bagi yang terdampak covid-19 secara langsung.
Pesan Rektor Universitas Budi Luhur “Jadilah orang yang cerdas dan berbudi luhur.”

Comments are closed.