Pelatihan dan Pembekalan Duta Perubahan Perilaku, Universitas Budi Luhur kirimkan 166 Mahasiswanya

Jakarta, 30 Januari 2021 – Dikarenakan angka penularan covid-19 semakin hari semakin meningkat, maka Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, membentuk relawan duta perubahan perilaku terhadap covid-19. Yang mana pelatihan tersebut dilaksanakan secara daring dengan diikuti oleh kurang lebih 1000 peserta webinar, pada 30 Januari 2021, pukul 10:00 WIB.

Universitas Budi Luhur ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, dengan mengirimkan sebanyak 166 mahasiswanya sebagai relawan duta perubahan perilaku. Ini merupakan upaya yang dilakukan kampus Budi Luhur dalam membantu Pemerintah untuk menekan laju penularan covid-19 di Indonesia.

Dalam webinar ini, Sonny Harmadi selaku Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, memberikan pembekalan kepada  duta perubahan perilaku untuk tetep patuh, jangan pernah bosan terhadap protokol kesehatan.

Sonny Harmadi selaku ketua bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 dalam webinar Pelatihan dan Pembekalan Duta Perubahan Perilaku

“Kami ini mengajak seluruh duta perubahan perilaku, untuk mengedukasi masyarakat agar jangan pernah bosan dan patuhi , karena seberapa cepat pandemi ini berakhir tergantung dengan kedisiplinan kita patuh terhadap protokol kesehatan.” Ujar Sonny Harmadi selaku ketua bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19.

Adapun tugas dari Duta Perubahan Perilaku di antaranya yakni, mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Satgas Penanganan covid-19, mensosialisasi dan mengedukasi bagaimana cara menggunakan masker yang baik dan benar, tak lupa untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan melaporkan hasil kegiatannya melalui aplikasi bernama ‘Perubahan Perilaku’ selama 25 hari dengan 10 laporan perharinya.

Menjadi seorang duta perubahan perilaku selain harus patuh secara individu, tapi harus membuat orang disekelilingnya menjadi patuh terhadap protokol kesehatan yang dikenal dengan 3M (Mecuci Tangan, Memakai Masker, Menjaga jarak).

Sesuai dengan filosofi Yayasan Pendidikan Budi Luhur Cakti yakni Cerdas dan berbudi luhur adalah dua hal yang tidak terpisahkan, kecerdasan tanpa dilandasi budi luhur akan cenderung digunakan untuk membodohi dan mecelakakan orang lain, sebaliknya budi luhur tanpa diimbangi kecerdasan akan menjadi sasaran kejahatan dan penindasan orang lain.

Maka dari itu covid-19 ini bisa kita kendalikan dengan cara menerapkan iman-aman-imum atau cerdas berbudi luhur dengan senantiasa menerapkan dan patuh terhadap protokol kesehatan dimanapun dan kapanpun kalian berada.

“Sekarang bukan saatnya perang melawan penjajah, sekarang saatnya kita bahu membahu perang melawan virus ini, karena virus ini bukan rekayasa.” Tutup Sonny.

Upaya penanganan covid-19 harus dimulai dari masyarakat untuk dapat beradaptasi dengan kebiasaan baru, maka diperlukan sebuah konsep perubahan perilaku yang membantu masyarakat untuk bisa beradaptasi dengan situasi covid-19 lebih cepat.

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *