Jakarta, 29 Juli 2020 Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Budi Luhur menyelenggarakan forum diskusi akademik membahas “Pembelajaran di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru” secara daring dengan pembicara Dr. Ir. Wendi Usino, M.Sc., M.M selaku Rektor Universitas Budi Luhur, Dr Goenawan Brotosaputro, S.Kom., M.Sc selaku Deputi Akademik & Kemahasiswaan, Dr. Deni Mahdiana selaku Dekan FTI, Dr. Amir Budiman selaku Dekan FEB, Dr. Rusdiyanta selaku Dekan FISIP, Dr. Nazori selaku Dekan FT, Dr. Nawiroh Vera selaku Dekan FIKOM, Dr. Krisna Adiyarta selaku Direktur DRPM dan Dr. Arief Wibowo selaku Direktur DKKA.
Pasca covid-19 tentunya membuat mahasiswa mempertanyakan perihal komponen biaya kuliah yang harus dibayarkan seperti BOP, biaya gedung, biaya sks dan sebagainya. Mengingat bahwa selama pandemi, perkuliahan dilakukan secara daring. Ditambah lagi mahasiswa harus membeli kuota internet untuk menunjang semua kegiatan.
“Memang selama pandemi mahasiswa tidak menggunakan kelas, tapi pembelajaran tetap berjalan, salah satunya pihak kampus memperbaiki server supaya perkuliahan jarak jauh itu bisa berjalan nyaman lancar dan tidak mengganggu mahasiswa. Jadi mudah-mudahan mahasiswa paham bahwa kenapa BOP tetap harus dibayarkan, karena kegiatan di kampus tetap ada.” Jelas Dr. Ir. Wendi Usino, M.Sc., M.M selaku Rektor Universitas Budi Luhur.
Maka dari itu upaya Universitas Budi Luhur dalam menanggapi hal tersebut dengan memberikan 3 tipe keringanan yakni:
1. Memberikan perpanjangan waktu pembayaran biaya kuliah.
2. Memberikan fasilitas mencicil biaya kuliah.
3. Memberikan bantuan berupa potongan uang kuliah selama 1 semester. Bantuan ini khusus untuk yang terkena dampak langsung.
Syarat untuk mendapatkan keringanan tersebut yakni mahasiswa yang terkena dampak langsung ataupun tidak langsung covid-19 sehingga tidak mampu membayar biaya kuliah, caranya dengan menghubungi dosen penasihat akademik (PA) dan melampirkan tanda bukti berupa surat keterangan.
Perihal kuota internet, Universitas Budi Luhur pun telah membuat kesepakatan dengan provider agar memberikan kuota yang nantinya digunakan khusus untuk mengakses LMS.
“Untuk mahasiswa yang masih terbilang cukup mampu marilah gunakan energi kita untuk hal-hal postif dengan menggalang dana untuk teman-temannya yang terkena dampak covid-19.” Ungkap Dr. Nawiroh Vera selaku Dekan FIKOM. Marilah kita utamakan empati untuk teman-teman yang tidak bisa melanjutkan kuliah.
Tentunya hal tersebut sejalan dengan misi Universitas Budi Luhur, yakni membentuk karakter yang cerdas dan berbudi luhur “Cerdas dan berbudi luhur adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Kecerdasan tanpa diimbangi budi luhur akan cenderung membodohi dan mencelekakan orang, sebaliknya budi luhur tanpa diimbangi kecerdasan akan menjadi sasaran kejahatan dan penindasan orang lain.” Drs. Jaetun Hs, Pendiri yayasan Pendidikan Budi Luhur Cakti.