Tim Penanggulangan Bencana Universitas Budi Luhur mendapat sertifikat penghargaan setelah menjalani pelatihan Emergency Response yang diselenggarakan selama tiga hari sejak 12 hingga 14 April 2019 kemarin.
Sertifikat itu diberikan langsung oleh Bapak Kasih Hanggoro, MBA (Ketua Pengurus Yayasan Budi Luhur Cakti), di Doktorandus Koffie pada 12 Juli 2019.
Penghargaan ini diberikan kepada 20 orang, yang telah mengikuti pelatihan mulai dari Satpam, Karyawan, Dosen, dan juga mahasiswa (Makopla) yang juga merupakan anggota dari Tim Penanggulangan Bencana Universitas Budi Luhur. Program pelatihan ini, dilatih oleh Novian Akbar, anggota Makopala dan juga alumni Universitas Budi Luhur.
Dengan adanya pelatihan ini diharapkan Tim Penanggulangan Bencana siap untuk membantu mahasiswa dan masyarakat yang membutuhkan dalam keadaan darurat. Sebelumnya tim ini sudah aktif membantu dalam bencana alam seperti di Banten dan Palu.
Dalam acara penyerahan sertifikat, Bapak Kasih Hanggoro mengatakan, pelatihan tersebut sangat penting untuk dipelajari karena bencana tidak pernah habis dari pandangan kita dari bencana kecil hingga besar. Dan kegiatan ini, kata dia, bisa dijadikan menjadi salah satu program studi atau mata kuliah kuliah, sehingga mahasiswa akan lebih siap dalam menghadapi kadaan darurat.
Plt. Rektor Universitas Budi Luhur Dr. Wendi Usino juga mengatakan Kampus Budi Luhur sangat siap untuk berkolaborasi dengan instansi lain untuk membantu sesama masyarakat karena hal tersebut juga merupakan tugas PTS dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi. Oleh karena itu UBL dapat memanfaatkan hibah yang ada untuk penanggulangan bencana alam darurat.
Novian Akbar, selaku pelatih Tim Pelatih Penanggulangan Bencana Universitas Budi Luhur mengatakan, sangat senang dan bangga atas tanggapan dari kampus, dan juga Universitas Budi Luhur menjadi PTS di Jakarta pertama yang menjadi pionir penanggulangan bencana.
Salah satu anggota pelatihan, Aldi Pratama Putra dan Ikrom Aji Pratama dari Makopala sangat senang dengan adanya program ini. Karena mereka mendapat ilmu tambahan, dari mulai materi hingga simulasi kasus. Mereka berharap akan adanya pelatihan lagi dan juga bisa mengikut sertakan mahasiswa lain karena dengan adanya pelatihan ini kita bisa menjadi lebih siap apabila suatu saat dihadapkan dengan keadaan darurat.
Penulis: Latifa Mahsa
Editor: SA