Jakarta,14 November 2023 – Fakultas Komunikasi & Desain Kreatif Universitas Budi Luhur menyelenggarakan Seminar Series dengan topik Tren Industri Media Masa Kini dan Pemerataan Infrastruktur TV Digital. Seminar ini menghadirkan dua narasumber Imelda Sinaga (Head Of Production Operation RCTI) dan Dr. Ervan Fathurokhman Adiwidjaya, SH., MH (Direktorat Pengembangan Pitalebar DJPPI Kominfo).
Acara ini dibuka oleh Kepala Konsentrasi Broadcast Journalism Haronas Kutanto, M.I.Kom, dilanjutkan dengan sambutan Kaprodi Ilmu Komunikasi Artyasto Jatisidi, M.I.Kom. Dalam sambutanya Artyasto mengucapkan terimakasih atas kesediaan dan waktunya untuk berbagi ilmu diUniversits Budi Luhur.
Dalam pemaparanya Imelda mengatakan, “Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal produksi konten program-program di media ditelevisi, yang berubah adalah cara menikmati konten program yang dulunya hanya dapat kita saksikan melalui tayangan ditelevisi, kini dapat kita saksikan/nikmati secara “on demand“ diberbagai platform.
Pemaparan materi oleh Imelda Sinaga (Head Of Production Operation RCTI)
Imelda menambahkan, untuk menyikapi perubahan tren idustri media masa kini, kita harus pintar-pintar memanfaatkan peluang, mempunyai kepekaan analisis segmentasi pasar mengenai konten program apa yang banyak disukai masyarakat, tentu pemilihan produksi program dan pembelian program tersebut harus berdasarkan riset dan analisa dalam bentuk feedback dan data analitk yang menyatakan bahwa konten yang dipilih mewakili kebutuhan akan informasi dan hiburan yang disukai audiens.
Selain mendalami dan menganalisa tren industri media masa kini, seminar ini juga membahas tentang pemerataan infrastruktur televisi digital. Ervan Fathurokhman mengatakan, “Analog Swicth Off (ASO) merupakan langkah penting dalam upaya memperbaharui infrastruktur penyiaran di Indonesia. Upaya ini dilakukan pemerintah untuk menggantikan sistem televisi analog dan digantikan dengan teknologi digital yang lebih efisien dan berkualitas tinggi.
Penyerahan Sertifikat oleh Kepala Konsentrasi Broadcast Journalism FKDK Universitas Budi Luhur Haronas Kutanto, kepada Dr. Ervan Faturokhman (DJPPI Kominfo)
Ervan menambahkan, “Tentu, pemerataan infrastruktur ini untuk meningkatkan aksesibilitas, modernisasi teknologi, mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, memperluas cakupan edukasi dan pengetahuan, serta meningkatkan efisiensi dan keandalan penyiaran. Dan ini merupakan bagian dari upaya dinamis dalam menjelajahi lanskap transformasi media dan dampaknya terhadap akses masyarakat.
Kepala Konsentrasi Broadcast Journalism, Dekan Fakultas Komunikasi & Desain Kreatif UBL, Moderator beserta Narasumber Seminar Series.
Kondisi pemulihan pemirsa televisi berdasarkan Socio-Economic Class (SEC) hasil survei Nielsen per tanggal 15 Juni 2023, menunjukkan bahwa populasi penonton sebelum ASO terdapat sekitar 59 juta orang. Setelah pelaksanaan ASO per 1 Juni 2023, jumlah penonton TV digital menjadi sekitar 56,2 juta atau sekitar hampir 92%. Secara nasional, sebelum ASO, populasi penonton analog sekitar 130 juta orang, dan setelah ASO per 1 Juni 2023, jumlahnya mencapai 124,2 juta penonton.
Televisi masih berperan sebagai sarana informasi dii daerah 3 T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar), Oleh karena itu, pemerintah sangat memperhatikan penyediaan layanan Free to Air agar di daerah yang tertinggal dapat memperoleh hak informasi yang setara tanpa adanya keterlambatan.
Pemerintah juga telah memberikan bantuan Set Top Box (STB) kepada rumah tangga yang kurang mampu agar tetap dapat menikmati siaran televisi dan mendapatkan informasi. Terhitung mulai dari tahun 2022 hingga September 2023, Kominfo telah membagikan 1.349.721 STB.
Dengan transformasi media menuju era digital diharapkan migrasi dari televisi analog ke digital tidak hanya membawa efisiensi teknologi, tetapi juga meningkatkan akses informasi, pengetahuan, dan hiburan untuk seluruh masyarakat. Serta pemerataan infrastruktur TV digital terus berjalan efektif, sehingga wilayah-wilayah terpencil dapat merasakan manfaatnya secara merata.