Jakarta, 23 Agustus 2024 – Universitas Budi Luhur, bekerjasama dengan Chiba Institute of Science Jepang dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indonesia, dengan bangga mengumumkan penyelenggaraan International Workshop on Disaster Mitigation 5.0.
Acara ini akan diadakan pada 23 Agustus 2024 di Universitas Budi Luhur, Jakarta, dan bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta keterampilan konkret dalam melindungi diri saat terjadi bencana, dengan fokus utama pada gempa bumi.
International Workshop on Disaster Mitigation 5.0 adalah inisiatif yang dirancang untuk mengedukasi peserta mengenai langkah-langkah praktis dan strategi mitigasi bencana, khususnya gempa bumi yang seringkali mengancam keselamatan dan keselamatan masyarakat. Workshop ini menghadirkan pakar internasional dan nasional di bidang mitigasi bencana yang akan berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka.
Dalam acara ini mempelajari teknik dan prosedur yang efektif untuk melindungi diri dan orang lain saat terjadi gempa bumi. Fokus utama adalah pada persiapan yang matang dan respons cepat untuk mengurangi risiko dan dampak bencana.
“Basically we have to train individual person a lot people say that the some instructor will say okey let’s get out the place because of the earthquake, so those instruction you never have it when you are in the classroom, so it is always depend on yourself, whether you can survive from the disaster, so the basically what we have to do is train individual, because you have a different decision, but we don’t know what is going happen the next, so it is always better to strengthen your own skill to understand situation is this the big earthquake, why it’s small earthquake. so depending on your assessment you are going to act in the next step, so that step that individual person do is necessary, and not only the team activities, but that individual person need to know whether it’s a dangerous or it’s not a dangerous, that helps to survive”.
“Pada dasarnya kita harus melatih secara individu, banyak orang mengatakan bahwa beberapa instruktur akan berkata oke, ayo kita keluar dari tempat itu karena ada gempa, jadi instruksi itu tidak pernah kamu dapatkan saat berada di kelas, jadi itu selalu tergantung pada dirimu sendiri, apakah kamu dapat selamat dari bencana tersebut, jadi pada dasarnya yang harus kami lakukan adalah melatih individu, karena kamu mempunyai keputusan yang berbeda, tetapi kami tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, jadi lebih baik untuk memperkuat keterampilan kamu sendiri untuk memahami situasinya apakah ini gempa besar, mengapa gempa kecil. jadi tergantung pada penilaian Anda, Anda akan bertindak pada langkah berikutnya, sehingga langkah yang dilakukan individu itu perlu, dan bukan hanya aktivitas tim, tetapi individu itu perlu tahu apakah itu berbahaya atau tidak berbahaya, itu membantu untuk bertahan hidup,” ujar Hitoshi Igarashi, from Chiba Institute of Science, Faculty of Risk and Crisis Management.
Salah satu bagian penting dan seru dari workshop ini adalah simulasi evakuasi yang akan melibatkan semua peserta. Simulasi ini dirancang untuk memberikan pengalaman langsung mengenai langkah-langkah yang harus diambil selama dan setelah gempa bumi, sehingga peserta dapat merasakan dan mempraktikkan teknik evakuasi secara real-time.
CIS juga menunjukan penggunaan Drown yang membantu mereka saat terjadinya bencana untuk mengontrol dan melihat bagaimana keadaan sekitar.
Para Peserta juga memiliki kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para ahli, mengajukan pertanyaan, dan mendiskusikan berbagai tantangan serta solusi terkait mitigasi bencana.
“ I hope Indonesian students will also have a chance of learning for four years at least and to get bachelor degree, and then get it job at any places, so that you’ll be a leader of the disaster management. lot of time a company may not think disaster management is important, but now Indonesia and Japan we are living under the ring of the fire and it will be having a similar earthquake and other disaster, and so we have to actually consider that’s the importance of management learning”.
“Saya berharap pelajar Indonesia juga mempunyai kesempatan belajar minimal empat tahun dan mendapatkan gelar sarjana, kemudian mendapat pekerjaan di mana saja, sehingga menjadi pemimpin dalam penanggulangan bencana. Seringkali sebuah perusahaan tidak menganggap manajemen bencana itu penting, tapi sekarang Indonesia dan Jepang hidup di bawah lingkaran api dan akan mengalami gempa bumi dan bencana serupa lainnya, jadi kita harus benar-benar mempertimbangkan pentingnya manajemen bencana. pembelajaran manajemen,” ujar Hitoshi Igarashi, from Chiba Institute of Science, Faculty of Risk and Crisis Management.
Kolaborasi antara Universitas Budi Luhur, Chiba Institute of Science, dan BRIN menunjukkan komitmen bersama dalam meningkatkan kapasitas mitigasi bencana dan memperkuat ketahanan masyarakat terhadap bencana. Workshop ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju penerapan solusi mitigasi yang lebih baik di tingkat lokal dan nasional.