Jakarta – Rais Akbar Jamko adalah mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Budi Luhur. Pengalamannya menjadi relawan nonkes di Wisma Atlet Pademangan dalam penanganan COVID-19 patut diapresiasi.
Alasan bergabung menjadi relawan karena ia ingin memberi sumbangsih terhadap bangsa dan negara dengan misi kemanusiaan. Ia menyadari bahwa sebagai mahasiswa ikut berperan aktif di tengah pandemi COVID-19.
“Di sana tugas saya sebagai tim densus yaitu melakukan dekontaminasi barang pasien yang baru dating, lalu di arahkan ke ruang registrasi untuk di TTV oleh nakes dan selanjutnya akan di input datanya oleh admin. Saya juga bertugas untuk memulangkan pasien isoman yang hasilnya udah negatif dan mendekontaminasi kamar yang sudah di
pakai,” ujarnya.
Ia mengatakan, dirinya bergabung sejak 7 Januari 2021 yang bertugas di Wisma Atlet Pademangan di Tower 8 isolasi. Pada Februari 2021, Wisma tersebut beralih fungsi menjadi tempat karantina bagi WNI (terutama PMI/Pelajar/Mahasiswa) yang kembali dari luar negri.
“WNI yang dari luar negri ini nanti akan diisolasi selama 5 hari (dulu) sekarang 8 hari masa karantina di Wisma Karantina Pademangan untuk mencegah dan mematahkan mata rantai covid-19 yang sudah ada maupun yang varian baru,” terangnya.
“Di Wisma Karantina saya bekerja sebagai Tim Reaksi Cepat (TRC), saya bertugas sebagai petugas yang menerima kedatangan, dekontaminasi barang, evakuasi WNI karantina yang hasil PCR-nya positif, dekontaminasi kamar bekas WNI positf supaya bisa dapat digunakan lagi oleh yang lain, dan memulangkan wni yang di karantina dengan membagikan surat clearance,” pungkasnya.
Gerakan relawan mahasiswa ini terhadap penanganan COVID-19 merupakan bagian pengabdian Universitas Budi Luhur kepada masyarakat. Universitas Budi Luhur aktif membantu masyarakat dan pemerintah seperti menyediakan sentra vaksinasi, memberikan paket Isoman dan memberikan beasiswa online gratis senusantara.
