Cerita Yunita Mahasiswi Fikom Berkarya Lewat Program Pejuang Muda Kemensos RI

ACARA KAMPUS·6 JANUARY 2022

Jakarta, 6 Januari 2022 – Salah Satu Mahasiswi Universitas Budi Luhur, Fakultas Ilmu Komunikasi, Jurusan Broadcast Journalism angkatan 2018 Lolos dalam Program Pejuang Muda 2021.

Pejuang muda merupakan Program dari Kementerian Sosial RI, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi serta Kementerian Agama yang diperuntukkan bagi Mahasiswa Seluruh Indonesia ikut serta berperan dalam penanganan kemiskinan, masalah sosial yang ada dimasyarakat dan berupaya menyelesaikan masalah kemiskinan di 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Yunita menjadi salah satu dari 5.140 Mahasiswa yang lolos dari berbagai perguruan tinggi Indonesia dengan 11.109 orang pendaftar. Yang ditempatkan di Kota Pariaman, Sumatera Barat. Setelah pengumuman seleksi dan penempatan mereka diberi pembekalan secara online, waktu pembukaan pembekalan pertama ada 100 mahasiswa/mahasiswi kepilih untuk menjadi perwakilan hadiri langsung pembukaan pembekalan perdana pejuang muda di kantor utama Kementerian Sosial di Jakarta Pusat, dan kurang lebih 5 ribu nya melalui online di zoom meeting.

Setelahnya pembekalan 2 Minggu hanya materi dari narasumber, berbagai kementerian lainnya melalui zoom meeting. Pemberangkatan Pejuang Muda dari kota masing-masing ke kota penempatan di tanggal 24 oktober – 28 oktober 2021. Saat lokasi penempatan kita melakukan koordinasi sama Koordinator Kota maupun Koordinator Kabupaten untuk melakukan pertemuan pertama di Dinas Sosial Kota Pariaman sebelum terjun langsung ke pedesaan yang berada di kota Pariaman. Yang mana kita menjelaskan kedatangan kita untuk 2 bulan kedepan, menjelaskan program Pejuang Muda, dan tak lupa perkenalan diri masing-masing anggota Pejuang Muda yang datang di berbagai Universitas di seluruh Indonesia.

Terdapat 10 mahasiswa/i setiap tim Pejuang Muda di Kota Pariaman, datang dari berbagai Universitas dan Kota seperti dari Universitas Budi Luhur Jakarta Selatan, Institut Pertanian Bogor, Universitas Hasanuddin Kota Makassar, Universitas Malikussaleh Aceh, Universitas Andalas Kota Padang, Universitas Andalas Payakumbuh, Universitas Negeri Padang dan Universitas Riau. Tim Pejuang Muda Kota Pariaman, dalam program ini mendapatkan tantangan, permasalahan sosial, meningkatkan ketepatan sasaran Bantuan Sosial dan Verifikasi Data dan Validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

“Selama kami menjalankan tugas sebagai Pejuang Muda, kita banyak menemui masalah sosial, keadaan masyarakat di desa-desa, data Verval DTKS yang ganda, pindah lokasi dan meninggal yang mana setiap hari kita kelapangan juga membuat Logbook sebagai bukti kehadiran untuk diapprove langsung sama Mentor PM,” ujar Yunita.

Verifikasi dan Validasi Data (DTKS) tersebut kita lakukan menggunakan aplikasi Social Affair Geographic Information System (SAGIS), Dimana setiap ke rumah-rumah KPM kita mencocokkan NIK mereka yang penerima bantuan sosial agar diverifikasi dan validasi data kemudian diwawancarai dengan pertanyaan survei yang ada di app SAGIS bertentangan dengan kondisi rumah, foto keadaan depan rumah dll. Dan Verval data ini sekaligus menjadi ajang bagi Pejuang Muda untuk mengimplementasikan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah dan mengaktualisasikan dirinya dengan terjun langsung di masyarakat selama 2 bulan, terdapat potensi alam maupun sumber daya manusia yang bisa digali dari masyarakat kurang mampu di tengah keterbatasan yang mereka miliki.

Selain Verifikasi data dan Validasi Data DTKS, Di web Spada kita juga mengerjakan tugas Modul, Logbook dan terakhir kami menyelesaikan permasalahan sosial yang kami lihat di lapangan yang dinamai  Team-Based Project. Team-Based Project ini adalah proyek sosial akhir kita yang harus dilaksanakan melalui pemetaan sosial dengan  observasi dan disusun dalam bentuk proposal yang berjudul ‘Strategi Pemberdayaan Masyarakat Penerima Bantuan Sosial Melalui Peningkatan Inovasi Merajut Guna Memajukan Perekonomian Masyarakat Di Kecamatan Pariaman Selatan’.

Sosialisasi kegiatan dilaksanakan di desa Sikabu, Pariaman Selatan pada 16 Desember 2021 yang lalu untuk memperkenalkan gambaran pengembangan produksi rajutan berbasis industri kreatif dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dan juga dipraktekkan langsung. Serta menjelaskan tujuan dan manfaat dari program ini melalui berbagai macam produk yang akan dihasilkan terkhusus pula pada tahap ini, pentingnya pengenalan kembali bagaimana melestarikan budaya lokal dan sebagai penghasil rajutan terbesar di tingkat lokal maupun internasional. Hal ini dilakukan untuk memacu motivasi dan semangat kembali masyarakat di  Kecamatan Pariaman Selatan, sehingga masyarakat lebih giat dalam hal merajut.

“Saya tertarik mengikuti Program Pejuang Muda adalah Karena saya suka mencari tantangan baru, bisa mempelajari banyak hal-hal yang baru selama mengabdi di kota Pariaman, belajar banyak tentang suku, ras, adat maupun bahasa daerah setiap teman pertim, bisa mengaplikasikan 9 sikap kebudiluhuran saat dilapangan, mengatasi permasalahan sosial, di kelompok maupun di masyarakat desa, belajar banyak saat di Kantor Dinas Sosial Kota Pariaman maupun Kantor Desa/Kelurahan disana, melalui suka maupun duka apalagi setiap hari di lapangan dari pagi, siang, sore kadang sampai malam melalui banyak rintangan masalah dilapangan, panas maupun hujan tetap dilalui bersama-sama dan selalu sabar juga saat ngedate verval sinyal tidak ada ataupun error. Dan sedihnya waktu perpisahan mau pulang ke kota masing-masing, ya begitulah hidup selalu ada pertemuan pasti ada perpisahan,” ujar Yunita.

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *